Selasa, 19 Juli 2016
Klasifikasi anak tunarungu berdasarkan Sifat dan Cara Rehabilitas
Prof. Dr. Soewito FK-UGM, dalam makalahnya “pengembangan pola pelayanan penderita tunarungu secara profesional dan terpadu di Indonesia” mengemukakan bahwa : pada garis besarnya jenis ketulian/ketunarunguan dapat dibagi dalam 3 kategori dengan sifat-sifat dan cara rehabilitasinya masing-masing.
Adapun penjelasan singkat sebagai berikut:
1. Tuli konduksi
a. Kerusakan: terjadi pada rantai pendengaran yang meneruskan dan memperkuat getaran suara (saluran telinga luar gendang telinga – tulang pendengaran).
b. Derajat ketulian: ringan sampai sedang
c. Sifat ketulian: kualitas suara berkurang kualitas suara tetap baik.
d. Rehabilitasi pendengaran: medis operatif dari ahli THT ABD (yang inoperable)
2. Tuli persepsi
a. Kerusakan : terjadi pada reseptor dan atau saraf pendengaran (cochlea dan n. acusticus)
b. Derajat ketulian: ringan, sedang, berat, dan total.
c. Sifat ketulian: kuantitas suara berkurang – hilang, kualitas suara berubah, perbedaan dengan tuli konduksi bila suara diperkeras, tuli konduksi, makin bertambah jelas tuli saraf , suara makin keras tetapi makin tidak jelas.
d. Rehabilitasi: non medis, latihan mendengar dan bicara denga membaca bibir dan ABD.
e. “Team” pelaksana rehabilitasi: ahli Audiologi dan tekisinya, Ahli Psikologi Pekerja Sosial (social worker), Ahli bina rungu wicara (“speech and hearing Therapist”)
3. Tuli campuran keduanya
Sifat ketulian: sama dengan tuli saraf.
Rehabilitasi: non medis sesuai dengan tuli saraf.
Sumber: Sardjono, 2000. Orthopedagogik Tunarungu I. Surakarta: UNS Press
0 komentar:
Posting Komentar