Senin, 03 Oktober 2016

Faktor Penyebab terjadinya Cerebral Palsy

 F aktor penyebab terjadinya CP-- Menurut Hendrik Blum (1974), banyak faktor yang berpengaruh terhadap status kesehatan seseorang, yang dikelompokkan kedalam empat faktor yaitu :
a.    Faktor hereditas dan pembawaan;
b.    Faktor lingkungan fisik, sosial, kultural dan pendidikan;
c.    Faktor pelayanan dan fasilitas kesehatan;
d.    Faktor perilaku individu dan masyarakat
Mengetahui faktor mana yang palling dominan pengaruhnya terhadap kejadian CP memang sulit, sebab harus diteliti mulai dari kondisi fisik kedua orangtuanya, kondisi kesehatan ibu waktu mengandung, perilaku ibu saat mengandung, saat kelahiran dan bantuan yang pernah diberikan kepada ibu waktu melahirkan, lingkungan sosial dan budaya dimana anak tinggal, keadaan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang memungkinkan dapat dimanfaatkan dan sebagainya. Perilaku dan kondisi orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya CP, Misalnya, seorang ibu yang beranggapan adanya gejala panas tubuh pada awal kehamilan hanya sebagai gejala biasa, dan tidak mencari pengobatan ke dokter/tenaga medis lainnya. Apabila ternyata ia terserang infeksi rubella, maka kemungkinannya dapat mengakibatkan kelainan bawan pada anaknya. Berdasarkan hasil penelitian, kemungkinan tersebut sekitar 47%, atau bila serangan terjadi pada bulan kedua kehamilan kemungkinan kelainannya menjadi 25%, dan semakin berkurang kemungkinan kelainannya setelah usia kehamilan semakin tua. Wujud kelainan bawaan akibat infeksi rubella terutama mengangkut kelainan jantung, mata, telinga, dan otak anak ( Erwin Sarwono, 1992 ).

Berdasarkan hasil pengamatan Viola E. Cardwell terhadapa 1254 anak CP di Inggris, ternyata jumlah terbanyak penyebab CP tidak diketahui.Dari faktor-faktor penyebab yang diketahui, penyebab yang terbanyak adalah terjadi saat anak dilahirkan, baik karena faktor kesehatan orangtua, lingkungan tempat melahirkan maupun peralatan yang dipergunakan untuk membantu kelahiran. Sebab selanjutnya terjadi selama janin masih di dalam kandungan, karena sebab yang terjadi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, sebab gangguan dalam sirkulasi sel darah merah, sebab kecelakaan dan tumor.
Hasil penilitian lain yang sangat mengagumkan pada saat itu, dilakukan oleh Peristein dan Barnett (dalam Viola E. Cardwell, t. Th), yang telah berhasil mengidentifikasikan faktor penyebab sekaligus tipe kelainan anak. Menurut Prestein dan Barnett, bahwa :
a.    Prematur dapat mengakibatkan terjadinya kelainan CP tipe spastik paraplegia,
b.    Breech delivery (kelainan sungsang) mengakibatkan athetoi atau spastik paraplegia,
c.    Toxemia (keracunan) saat mengandung mengakibatkan spastik hemiplegia atau quadriplegia,
d.    Faktor kecelakaan saat melahirkan dapat mengakibatkan spastik paraplegia atau quadriplegia,
e.    Anoxia (penurunan kadar oksigen darah) mengakibatkan CP tipe athetosis,
f.    Faktor Rh dan  kernikterus (ikterus yang ditandai dengan peningkatankadar birubin tak langsung yang amat tinggi, sehingga menyebabkan kerusakan pusat-pusat syaraf) mengakibatkan athetosis, tuli, dan kelumpuhan,
g.    Faktor rebella (penyakit virus akibat dengan erupsi pada kulit menyerupai campak) saat kehamilan mengakibatkan spasitik, tuli, aphasia, katarak dan penyakit hati bawaan,
h.    Faktor kelahiran dengan dioperasi (faktor tidak langsung mengakibatkan spastik quadriplegia, ataxia atau rigiditas,
i.    Faktor placenta previa (uri yang melekat pada segmen bawah rahim, menutupi mulut rahim sebagian) mengakibatkan CP tipe athetosis.

  Menurut Viola E. Cardwell, faktor predisposis CP meliputi :
•    Kelahiran prematur,
•    Kehamilan kembar,
•    Berat badan lahir rendah dan terlalu berat,
•    Usia ibu waktu mengandung,
•    Faktor komplikasi saat hamil, dan
•    Faktor komplikasi saat melahirkan.

Faktor-faktor penyebab CP yang termasuk faktor pencetus, terbagi atas 3 macam menurut saat terjadinya, yaitu:
1.    Faktor penyebab sebelum kelahiran, meliputi :
a.    Kelainan herediter,
b.    Kelainan bawaan, dan
c.    Gangguan lingkungan pada saat kelahiran.
2.    Faktor penyebab yang terjadi saat kelahiran, meliputi :
a.    Paranatal anoxia, dan
b.    Pendarahan otak bayi.
3.    Faktor penyebab yang terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan, meliputi :
a.    Penyakit infeksi,
b.    Trauma,
c.    Kecelakaan dan salah bentuk pembuluh darah,
d.    Keracunan,
e.    Anoxia,
f.    Perkembangan yang terlambat.

FAKTOR PENYEBAB CP
1.    Faktor-faktor Predisposisi.
a.    Prematur
Yang dimaksud persalinan belum cukup bulan atau bayi kurang bulan (partus praematurus) adalah apabila umur kehamilan kurang dari 37 minggu.Dari beberapa penilitian terhadap anak dengan kasus CP, ada sekitar 22%, 33%,35% anak yang diteliti telah lahir sebelum cukup bulan (Lilienveld, Greenspan, Dunsdon, dalam Viola E. Cardwell. T.th). Bahkan sementara ahli lain menyatakan sebanyak 2/3 dari bayi BLR (insidensi bayi BLR sekitar 7% dari jumlah kelahiran)(Chriswick, 1985, Villlar dan Belizan, 1982).
Bayi kurang bulan di dalam perkembangan selanjutnya harus menjalankan adaptasi yang cukup berat dan cepat, pada hal sebagian besar organ-organnya belum mature (matang), terutama susunan syaraf pusat, sehingga risiko kemungkinan terjadinya gangguan neurologik cukup besar (Bauchner, et, al., 1988; Marlow, et. Al, 1989, Ross, 1985).
Menurut Hakim Muhammad, (1990) kelahiran prematur dan kejadian CP kemungkinan  juga disebabkan oleh adanya cacat bawaan janin, disfungsi plasenta, faktor-faktor ibu atau kombinasi dari beberapa  macam faktor yang mengakibatkan terjadinya komplikasi kehamilan ibu (Hakimi Muhammad, 1990).
b.    Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar dikatakan menjadi faktor penyabab tidak langsung cerebral palsy dan apakah pada anak ang dilahirkan pertama atau kedua belum ada data yang pasti.
Secara klinis, plasenta secara alamiah dimaksudkan untuk mendukung hanya satu janin saja, adanya janin lebih dari satu dapat menyebabkan gangguan-gangguan pertumbuhan, adanya perbedaan ukuran janin, dan lain-lain, akibatnya dapat terjadi gangguan pertumbuhan sistem saraf pusat, dan menjadi CP.

c.    Berat Badan Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) termasuk dalam kelompok bayi resiko tinggi untuk terjadinya defek neurologik, yaitu sekitar 49% dari bayi BLR kecil untuk masa kehamilan (KMK) (commey, 1979).
Resiko dari bayi BLR tampak tidak terbatas dalam bentuk adanya gangguan-gangguan neurologik, tetapi kadang disertai pula retardasi mental.Sebagaimana ditengahkan oleh Viola E. Carwell (t.th) bahwa pengaruh dari BBLR terhadap kejadian cerebral palsy adalah termasuk pengaruh yang tidak langsung atau bersifat predisposisi, yaitu suatu faktor yang mendahului faktor pencetus terjadinya cerebral palsy.

d.    Usia Ibu Waktu Hamil
Usia ibu hamil yang dianjurkan di Indonesia antara 20-30 tahun, atau paling tua berusia 35 tahun. Selebihnya usia tersebut memiliki resiko yang tinggi untuk kesehatan ibu maupun anaknya, demikian pula bila usia calon ibu terlalu muda (Erwin Sarwono,1992).

e.    Faktor Komplikasi Saat Hamil
Dari beberapa studi kasus yang ditemui di literatur-literatur masih sulit menemukan hubungan antra komplikasi saat hamil dengan kejadian cerebral palsy.Yang diketemukan adalah hubungan antara komplikasi saat hamil dalam hubungannya dengan kematian bayi dan kelahiran prematur.
Apabila kelahiran prematur merupakan faktor predisposisi dan sebab terjadinya cerebral palsy, sementara kelahiran prematur sebagian besar disebabkan oleh adanya komplikasi ibu saat hamil, maka faktor komplikasi ibu saat hamil menjadi faktor predisposisi sebab terjadinya cerebral palsy.

f.    Faktor Komplikasi Sebelum Hamil
Program pemerintah di bidang kesehatan yang terkait dengan upaya pencegahan kecacatan/kelainan:
1.    Peningkatan Institusi Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk mendekatkan, memeratakan dan meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, dendan pengembangan dan pemantapan jaringan upaya kesehatan sampai ditingkat keluarga.
2.    Pelayanan Kesehatan Dasar
Program ini termasuk peningkatan kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana dengan mengusahakan upaya penurunan tingkat kesuburan, perbaikan gizi, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
3.    Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Program ini ditujukan untuk mengurangi kematian bayi dan kesakitan pada bayi, anak dan ibu yang terutama disebabkan oleh penyakit menular.
4.    Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk mengubah perilaku-perilaku perorangan, keluarga dan masyarakat agar semuanya membina dan melestarikan perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat.


5.    Perbaikan gizi
Program ini bertujuan terutama untuk menurunkan angka penyakit kurang gizi yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah di pedesaan maupun di perkotaan, terutama untuk balita dan wanita.
6.    Pembinaan ibu hamil melalui pelayanan antenatal
Program ini dimaksudkan untuk memperoleh ibu dan bayi yang lahir dalam keadaan sehat ddan tidak terjadi kelainan-kelainan tertentu

2.    Faktor-faktor PencetusTerjadinya Celebral Palcy
a.    Faktor yang terjadi pad pra kelahiran
1.    Kelainan Herediter
Kelahiran herediter merupakan kelainan genetic (genetic disorder/genetic desease) yang sudah dibawah telur (ovum) atau spermatosit (spermatozoid) dari generasi sebelumnya ke generasi berikutnya.Sebelum janin atau bayi dilahirkan pada umumnya dia berada di lingkungan yang aman dan dilindungi dari bahaya.Sekalipun jumlah dan struktur kromosom-kromosom dan gen-gennya normal, lingkungan mungkin dapat mengganggu pertumbuhan embrio/janin.Triwulan pertama kehamilan merupakan periode yang amat penting karena dalam masa ini organ-organ bayi dibentuk (fase organogenesis) (Soetmadji, 1992).Sehingga sel-sel tubuh harus dapat tumbuh dan berinteraksi tepat seusai dengan cetak biru genetic (blue print genetic). Suatu gangguan atau intervensi didalam periode ini akan berakibat berat dan menimbulkan kelainan-kelainan lahir (congenital anomaly) yang berat.
Menurut Viola E. Cardwell, lokasi kelainan yang bersifat herediter ini dapat berada disistem syaraf pusat yaitu pada traktus piramida ataupun pada cerebellum. Manifestasi kelainan herediter diantaranya penyandang spasific paraplegia, atonic diplegia, familial athetosis dan congenital ataxia.
2.    Kelainan Bawaan
Yang dimaksud dengan kelainan bawaan adalah kelainan yang menyimpang dari keadaan normal pada bentuk, susunan ataupun fungsi dari satu atau lebih organ tubuh seseorang yang sudah didapatkan sejak dalam kandungan.
Diantara anak CP, kelainan yang disandang sudah adasejak dilahirkan oleh ibunya. Hanya saja bentuk kelainan tiap anak kadang tidak selalu langsung diketahui setelah anak dilahirkan, melainkan baru diketahui setelah proses tumbuh kembang.
Menurut para ahli banyak factor yang menyebabkan anak menjadi CP. Diantaranya yang diketengahkan oleh Soemaryanto (1990) yaitu karena (1) factor anoxia fetus intrateurine, terutama yang disebabkan oleh: kehamilan dengan penyakit kardiovasculer dan pernafasan yang berat, (2) Ischemia, karena kolaps kardiovaskuler pada sepsis dan infusiensi jantung, (3) infeksi Toksoplasmosis, Rubella, Cytomegallo virus, herpes, (4) Karena factor obat, seperti: mariyuana, heroin, morfin. (5) Karena bahan-bahan toksik, seperti kontaminasi air raksa dalam makanan, (6) Faktor penyakit metabolism, (7) factor lingkungan kehamilan, (8) Radiasi sinar X, (agensi celebral karena factor genetic atau sebab lain yang tidak diketahui.
Penulis lain menyatakan (Erwin Sarwono,1990), bahwa Cerebral Palsy yang terjadi sejak anak dilahirkan (bawaan), disebabkan oleh faktor-faktor uterus, kelainan gen, keadaan dan penyakit ibu, obat-obatan, dsb.
Hasil penelitian di Amerika Serikat (Holmes, 1985), juga telah berhasil merinci faktor-faktor pencetus terjadinya kelainan bawaan pada kasus CP sebagai berikut: (1) kelainan gen, (2) faktor uterus, (3) faktor obat-obatan,  (4) keadaan ibu, (5) sebab yang tidak diketahui.
Dari uraian diatas dapat diketahui secara rinci faktor penyebab CP:
a)    Anoxia Pra Lahir
Merupakan istilah yang digunankan untuk menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh kekurangan atau tidak adanya oksigen akibat sejumlah penyebab primer.Keadaan ini merupakan penyebab terjadinya kerusakan menetap pada sel-sel susuan syaraf pusat, yang kemudian hari dimanifestasikan oleh adanya celebral palsy atau defisiensi mental.
b)    Pendarahan otak saat pra lahir
    Pendarahan otak, khususnya pada intracranial (bagian rangka kepala yang berisi otak, dan pembuluh-pembuluh darahnya), dapat terjadi sebagai akibat ganggguan hemoragik primer atau anomaly vascular congenital. Pendarahan traumatic yang terutama terjadi jika kepala janin besar jika dibandingkan dengan pintu bawaan panggul ibu, atau karena alasan lain persalinan berlangsung berkepanjangan, atau terjadi sungsang atau terjadi presipitatus atau terjadi kesalahan campur tangan mekanik selama proses kelahiran.
c)    Trauma
Istilah trauma atau cidera menunjukkan adanya suatu keadaan yang terpaksa/dipaksa.cidera yang berkaitan dengan penyebab cerebal palsy yang terjadi sebelum bayi dilahirkan oleh ibunya, adalah cidera yang mengenai tulang tengkorak, ataupun syaraf perifer, sebagai akibat penggunaan cunam, pubis (pertautan tulang kemaluan), promontorium (tulang selangkang yang mencuat) pada ibu. Apabila trauma yang terjadi mengenai syaraf perifer ( di ujung/pinggir/jauh dari pusat syaraf), dapat mengakibatkan bermacam-macam kelainan. bila cidera terjadi pada pleksus brachialis (berhubungan dengan lengan),maka akan menyebabkan kelumpuhan lengan bawah atau bahkan seluruh lengan. ada juga manifestasi kelainan akibat trauma pada syaraf perifer yang lain akibat terjadinya kesulitan menggerakkan sendi, gangguan sensori, dan sebagainya.
Infeksi yang pernah menyerang susunan syaraf pusat iasanya akan meninggalkan akibat sisa penyakit yang paling parah. Mikrocepalus merupakan salah satu dari akibat penyakit SMV ini kalau dikaitkan dengan klasifikasi cerebal kemungkinan besar anak akan mengalami keterlambatan psikomotor.
Virus herpes simpleks, merupakan salah satu penyebab penyakit umum yang berat pada bayi neonates yang disertai angka kematian yang tinggi dan akibat sisa yang merugikan. penyakit infeksi lain yang dapat mengakibatkan kelainan bawaan dalam bentuk cerebal palsy adalah influenza. penyebab ini disebabkan oleh virus yang dapat mengakibatkan terjadinya kelainan-kelainan syaraf pusat. penyakit infeksi influenza, disamping karena virus, kadang juga akibat dari obat-obatan yang diminum.
d)    Ketidaksesuaian Rh ibu dengan janin
Faktor Rh (rhesus) diperkirakan menjadi penyebab terjadinya cerebal palsy sebanyak 8% dari insidensi CP. Rh negative seorang ibu dipertemukan dengan Rh positif seorang ayah akan menghasilkan Rh positif pada anak. kasus ini menyebabkan tidak cocoknya unsure tertentu pada sel darah merah (Rh) yang ada pada anak dengan sel darah ibu.
e)    Gangguan-Gangguan Metabolisme
Ketidakseimbangan pertukaran zat yang meliputi pembentukan dan penguraian zat organic dalam tubuh ibu waktu hamil dapat mengakibatkan kelainan-kelainan bawaan, termasuk kelainan otak janin.
f)        Kekurangan gizi
Sebagaimana disinggung pada uraian sebelumnya bahwa di Indonesia masih ditemui beberapa penyakit gangguan gizi , yaitu (a) kekurangan kalori dan protein (KKP), (b) kekurangan vitamin A, (c) kekurangan zat besi (anemia gizi), dan (d) kekurangan zodium (GAKI).
Kekurangan gizi pada seorang ibu hamil dapat menimbulkan bermacam-macam gangguan,baik yang bersifat sementara maupun menetap. kekurangan gizi yang berakibat kelainan, hakekatnya oleh kekurangan gizi yang dialami ibu hamil berlangsung lama sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan janin, dan bayi yang lahir mengalami congenital anomaly.Dengan demikian, kekurangan gizi pada masa kehamilan, dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap terjadinya cerebal palsy.
3.    Gangguan Lingkungan pada masa kehamilan
Selain kelainan herediter dan kehamilan bawaan, terdapat factor lain yang menjadi sebab terjadinya CP, yaitu gangguan lingkungan pada masa kehamilan. misalnya:
a)    adanya radiasi yang melebihi batas normal, dapat mengakibatkan cacat-cacat bawaan termasuk CP. (Nelson, 1988).
b)    Adanya pembebanan fisik ibu karena pengobatan tertentu, misalnya pemberian cimetidine, clavulanic acid, clofibrte, dipyridamole, dapat mengakibatkan peningkatan kerusakan janin (Erwin Sarwono, 1992).
c)    Adanya penyakit ibu yang kronis, dapat mengakibatkan kelainan-kelainan bawaan tertentu.
b.    Faktor yang terjadi pada saat kelahiran
Faktor penyebab CP yang terjadi pada saat kelahiran, paling tidak ada dua, yaitu para natal anoxia dan pendarahan otak bayi.
1)    Aranatal Anoxia
Seorang bayi sebelum ia dilahirkan, suplai oksigen diperoleh dari ibu lewat plasenta dan tali pusar, akan tetapi setelah ia dilahirkan, ia harus memperoleh udara bebas. gangguan pernafasan ini dapat mengakibatkan otak kekurangan oksigen atau jaringan otak menjadi mati. kekuranagan oksigen ini dapat terjadi pula karena bayi lahir premature, karena penyakit hati bawaan.
2)    Pendarahan otak
Para ahli mempercayai bahwa kerusakan otak dapat disebabkan oleh adanya luka yang terjadi pada proses kelahiran. pendarahan ini terjadi karena anoxia maupun karena adanya luka secara fisik di otak. pendarahan otak kejadiannya 5 kali lebih sering dibandingkan dengan anoxia (viola cardwell,t.th). disamping faktor paranatal anoxia dan pendarahan otak, masih ada beberapa factor lain yang menurut beberapa ahli dinyatakan pula sebagai penyebab terjadinya CP, yaitu factor plasenta previa (jaringan yang melekat pada segmen bawah rahim yang menutupi mulut rahim sebagian atau seluruhnya), partus presipitatus(proses kelahiran yang lama), dispraporsi sefalopelvik (tulang kemaluan ibu yang kurang proporsional), letak sungsang, dan sebagainya.
c.    Faktor yang terjadi pada masa pertumbuhan dan perkembangan
Ada beberapa factor penyebab terjadinya CP pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya adalah
1)    Penyakit infeksi
Infeksi pada system syaraf pusat, seperti tuberkolosis meningitis, encephalitis, kerusakan jaringan pada rongga otak,terjadi sebagai tinggalan/sisa dari luka di otak.
2)    Trauma
Trauma pada kepala, walaupun ringan sifatnya, dapat mengakibatkan berkurangnya hematoma (genagan darah setempat) atau tempat lain di otak. patahnya tulang tengkorak dapat mengakibatkan kerusakan kulit luar otak. kecelakaan yang mengakibatkan terlukanya pembuluh darah di otak, dapat mengakibatkan terjadinya pendarahan di otak kelainan fungsi pembuluh darah.

3)    Keracunan
Berdasarkan hasil penelitian, diantaranya penyandang CP ternyata disebabkan oleh factor keracunan unsure-unsur kimia tertentu.diantara unsure kimia yang mengakibatkan kelainan fungsi otak adalah timah atau terkontaminasinya makanan dengan air raksa.
4)    Anoxia (anoksia)
Kekurangan oksigen dapat terjadi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. banyak factor penyebab terjadinya kekurangan oksigen diataranya karena tercekik, karena tenggelam, dan sebagainya yang dapat mengganggu bekerjanya system syaraf pusat.
5)    Perkembangan yang terlambat
Ada beberapa factor mengapa seseorang anak mengalami perkembangan yang terlambat.mungkin karena factor genetic, factor penyakit, ataupun factor nutrition deficiency. istilah perkembangan yang terlambat, menunjukkan adanya perbedaan kondisi fisik dan kemampuan psikis dan/atau social pada anak dibanding dengan anak lain sebayanya.
Banyak penyebab mengapa seseorang anak sampai terjadi nutrition deficiency, diantaranya:
a)    Adanya ketidaktahuan akan hubungan makanan dengan kesehatan.
b)    Adanya prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu.
c)    Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.
d)    Adanya kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu.
e)    Karena keterbatasan penghasilan keluarga, sehingga tidak memungkinkan untuk membeli bahan makanan bergizi tinggi.
f)        Jarak kelahiran yang terlalu rapat, sehingga konsumsi ASI balita dikehentikan dengan cepat, dan sebagainya.

B.    Klasifikasi Cerebral Palsy
Kelainan CP terletak di dalam otak , berat ringannya tingkat CP tergantung pada luas tidaknya kerusakan yang ada di dalam otaknya.
1.    Klasifikasi CP Ditinjau dari Lokasi Kerusakan di Otak
Menurut para ahli seperti Daniel P. Hallahan (1998), Viola E. Cardwell, Eleanor Schonell (1989), kelainan gerak sangat dipengaruhi oleh lokasi kerusakan pada otak. Lokasi kerusakan di otak yang paling banyak mengakibatkan terjadinya CP adalah kerusakan pada otak besar (cerebrum) dan otak kecil (cerebellum).
Berdasarkan letak kerusakan otak , CP dibedakan menjadi :
a.    Cerebral Palsy Tipe Spastik Paralysis
Pada cerebral cortex atau pyramida tract yang ada di otak berfungsi untuk mengendalikan tonus otot agar tetap normal. Apabila cerebral cortex tidak berfungsi secara normal jika fungsi cerebral cortex melemah, otot tonus akan berlebihan lalu mengalami spastic (mengejang), jika fungsi cerebral cortex menguat maka tonus otot semakin melemah (paralysis). Tonus otot yang meninggi disebut juga hipertonus dengan gejala yang tampak berupa gerakan yang lambat saat terburu-buru, emosi tinggi. Sebaliknya tonus yang melemah disebut hipotonus dengan gejala yang tampak berupa gerakan yang melemah seperti  tidak berdaya. CP tipe spastic paralysis dibedakan menjadi:
1.    Monoplegia yang ditandai kelumpuhan pada satu anggota gerak tubuh.
2.    Hemiplegia yang ditandai adanya paralysis pada dua bagian tubuh atau pada sebelah tubuh.
3.    Triplegia, ketika ketiga anggota gerak tubuh mengalami  paralysys sementara, hanya satu anggota gerak saja yang berfungsi normal.
4.    Paraplegia, ditandai adanya paralysis pada kedua anggota gerak bawah.
5.    Quadriplegia, ditandai dengan gejla keempat anggota gerak tubuh yang mengalami paralysis.

Gambar 1.2
b.    Cerebral Palsy tipe Athetosis
Disebabkan adanya kerusakan pada basal ganglia atau extra pyramidal tract yang berfungsi utama mengendalikan pola gerak yang timbul.Kinamatik merupakan istilah yang menggambarkan sifat kecepatan ataupun kelambatan gerakan sendi.CP tipe athetosis memiliki gejala adanya gerakan-gerakan yang tidak terkoordinir, tidak terkontrol, walaupun sebenarnya otot-ototnya tidak pernah mengalami kekejangan ataupun kelemahan.
c.    Cerebral Palsy tipe Ataxia
Ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang tidak terkoordinasi dan kehilangan keseimbangan.Letak kerusakan di otak pada CP tipe ataxia adalah terletak pada cerebellum atau otak kecil.


d.    Cerebral Palsy tipe Tremor
Penyandang CP tipe ini ditandai oleh adanya gerakan-gerakan kecil yang tidak disadari, irama gerakan umunya tetap, sehingga mirip dengan getaran.Lokasi kerusakan anak CP tipe ini menurut beberapa ahli terletak pada ganglia basal atau pyramida tract.
e.    Cerebral Palsy tipe Rigid
Penyandang CP tipe rigid ditandai oleh adanya otot dan gerakan yang sangat kaku. Rigiditas gerakan hamper menyerupai gerakan robot yang sedang berjalan, gerakannya lambat dan tidak dapat halus. Penyebab gerakan yang kaku ini menurut para ahli dikarenakan adanya kerusakan pada axtrapyramidal tract.
f.    Cerebral Palsy tipe Campuran (mixed type)
Tipe ini ditandai adanya gerakan campuran, dimana kadang-kadang gerakan yang kaku, kadang kejang-kejang atau juga tremor.

2.    Klasifikasi CP ditinjau dari derajat kelainan
Derajat kelainan yang disandang CP umumnya dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu CP golongan ringan, sedang dan berat.
a.    Golongan ringan
CP yang termasuk golongan ringan pada umumnya dapat hidup secara mandiri, tanpa banyak memerlukan bantuan oranglain, misalnya mreka yang mengalami spastic ataupun paralysis monoplegia.
b.    Golongan sedang
CP yang termasuk golongan sedang adalah anak-anak CP yang memerlukan pertolongan khusus dan pendidikan khusus, agar anak-anak tersebut dapat mengurus dirinya sendiri, dapat pindah tempat atau ambulasi sendiri dan dapat berbicara.


c.    Golongan berat
CP yang termasuk golongan berat sudah menunjukkan kelainan yang sedemikian rupa, sehingga sama sekali sulit melakukan gerakan-gerakan kegiatan fisik dan tidak mugkin dapat hidup tanpa bantuan oranglain.
3.    Klasifikasi Cerebral Palsy ditinjau dari Gejala Kelainan
Klasifikasinya adalah :
a.    Gerakan Involunter
Gejala kelainan ini dapat berbentuk athetosis, chorea-athetosis, tremor, dengan tonus otot yang bersifat spastic, flexside, rigid ataupun campuran.
b.    Kelumpuhan
Gejala kelumpuhan pada anak CP dapat berbentuk ringan sampai berat, seperti monoplegia, hemiplegia, triplegia, quadriplegia.
c.    Kejang-kejang
Gejala kekejangan otot dapat terjadi pada seluruh tubuh seperti lidah, bibir leher, dan sebagainya ataupun pada salah satu tangan yang akan digerakkan saja.
d.    Gangguan koordinasi dan keseimbangan
Anak biasanya menunjukkan adanya tonus yang menurun (hipotonus) dan perkembangan gerak motorik yang terlambat, misalnya anak ataxia.
e.    Gangguan perkembangan mental
Akibat dari anoksia cerebri ( kekurangan oksigen di otak) yang cukup lama, menimbulkan atropricerebri (pengecilan otak), akibatnya sebagian dari anak-anak CP ada yang menunjukkan gejala retardasi mental.
f.    Gangguan taktil dan kinestetik
Kesulitan untuk merasakan adanya bagian tubuh sendiri yang tidak melihat ataupun memegang bagian tubuh yang diperintahkan. Akibatnya ia kesulitan untuk melaksanakan latihan suatu gerakan tertentu sesuai dengan kehendaknya.
g.    Gangguan persepsi
Anak mengalami kesulitan untuk mengolah rangsangan visual, auditori dan taktil yang diterima.
h.    Gangguan penglihatan
Dialami anak CP yang disebabkan adanya kerusakan daerah kortikal yaitu pada area visual primer.
i.    Gangguan pendengaran
Gejala gangguan pendengaran, biasanya dikarenakan adanya kerusakan pada kortikal yaitu pada area kortek auditorik primer ataupun pada area kortek auditorik sekunder.
j.    Gangguan laterisasi
Adanya kesulitan dalam menggunakan anggota tubuh yang dominan.Ini diakibatkan oleh kerusakan yang terdapat pada hemisfer dominannya.
k.    Gangguan bahasa bicara
Hambatan perkembangan bahasa dan bicara disebabkan adanya lesi di area broca (area ekspresi bahasa), area Wernicke (area pengertian bahasa) dan area asosiasi auditorik.Kelompok ini disebut anak aphasia.

sumber:
Assjari, Musjafak. (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Daksa, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

1 komentar:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net