Senin, 26 September 2016

Autisme

AUTISME- Autisme dapat dikatakan sebagai gangguan pada anak yang ditandai dengan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa perilaku, komunikasi, serta interaksi sosial. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang, jumlah anak yang mengidap autisme dipercaya semakin bertambah. Namun demikian, sampai saat ini penyebab autisme masih misterius serta menjadi bahan perdebaan diantara para ahli dan dokter di dunia. Autisme adalah gangguan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Akan tetapi, sejauh ini masih belum terdapat kepastian mengenai peyebab atau faktor pemicunya.
Menurut Wijayakusuma (2004), kata “autis” berasal dari bahasa Yunani auto yang berarti sendiri. Kata tersebut ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala berupa hidup dalam dunianya sendiri. Pada umumnya, penyandang autisme mengabaikan suara, penglihatan, ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya tidak sesuai dengan situasi. Mereka menghindari atau tidak memberikan respons terhadap kontak sosial, seperti pandangan mata sentuhan kasih sayang, bermain dengna anal lain, dan sebagainya.
Pemakaian istilah autis diperkenalkan pertama kali oleh Leo Kanner, seorang psikiater dari Harvard (Kanner, Austistic Disturbance of Affective Contact) pada tahun 1943 berdasarkan pengamatan terhadap 11 anak yang menunjukkan gejala kesulitan berhubungan dengan orang lain, mengisolasi diri, berperilaku tidak biasa, serta berkomunikasi secara aneh. Autisme dapat terjadi pada semua kelompok masyarakat, entah kaya atau miskin, di desa atau kota, berpendidikan tinggi atau rendah, serta pada semua kelompok etnis dan budaya di seluruh dunia. Namun demikian, anak – anak di negara maju pada umumnya memiliki kesempatan terdiagnosis lebih awal sehingga memungkinkan penanganan medis lebih dini dan maksimal.
Jumlah anak autis setiap tahun terus bertambah. Di Kanada dan Jepang, pertumbuhan ini mencapai 40 persen sejak tahun 1980. Di California saja pada tahun 2002 disimpulkan terdapat 9 kasus autis perhari. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang, jumlah kasus anak yang mengidap autisme diyakini akan terus bertambah. Di Amerika Serikat, autisme terjadi pada 6000-15000 anak berusia dibawah 15 tahun. Sumber lain menyebutkan bahwa setiap 10000 orang, terjadi 10-20 pengidap autisme.
Di Inggris, pada awal tahun 2002 dilaporkan angka kejadian autisme meningkat pesat. Diduga, 1 dari 10 anak menderita autis. Perbandingan antara laki – laki dan perempuan adalah autis. Perbandingan antara laki – laki dan perempuan adalah 2,6 – 4 : 1. Artinya, kemungkinan anak laki – laki mengidap autisme lebih tinggi daripada perempuan. Namun, anak perempuan akan menunjukkan gejala lebih berat. Adapun di Indonesia, menurut Departemen Kesehatan, penderita autisme sampai dengan tahun 2004 telah mencapai 7000 orang (Depkes, 2004). Setiap tahun, jumlah tersebut diyakini mengalami pertumbuhan sebesar 5%. Jika mengikuti perkiraan tersebut maka pada tahun 2007 jumlah anak autis telah mencapai 8500 orang dan terus meningkat hingga sekarang.


0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net