Jumat, 09 September 2016

Memilih Strategi yang Teapat bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Pembelajaran ABK
Memilih  strategi belajar yang tepat bagi ABK harus memperhatikan

1.   Karakteristik siswa
a.    Pembelajaran berdasar modalitas siswa (SAVI / teori Gordon & Jeannette,
b.    Multiple Intelligences/  teori HowardGardner,
c.    Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka/ teori Quantum Teaching,
d.    modalitas belajar tipe Visual, Auditorial, dan kinestetik / teori quantum learning,
e.    AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku/ teori Quantum Teaching dan TANDUR, yakni Tumbuhkan : minat, Alami : ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar, Namai : sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”., Demonstrasikan :  sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”. Ulangi : tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi, dan Rayakan : pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan
f.    Energi   antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat
g.    Massa  semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik
h.    Prinsip-prinsip dalam Quantum Teaching:
Segalanya berbicara : pikiran, perasaan,  pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya,  persepsi masa mendatang,  kemampuan, bakat potensi fisik, psikis, dan emosi.
i.    Anda Belajar Melalui:
Apa yang anda lihat
Apa yang anda dengar
Apa yang anda kecap
Apa yang anda baui
Apa yang anda sentuh
Apa yang anda lakukan
Apa yang anda bayangkan
Apa yang anda intuisikan
Apa yang anda rasakan

2.  tujuan belajar,
3.  bahan belajar : materi yang disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat didengar, melalui tulisan atau melalui gambar,  buku atau program computer, contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, gambar dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar, pengalaman belajar yang membuat siswa melakukan refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dipelajari.          



CONTOH IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN ABK

a.       Berhubungan dengan kemampuan mental

Learning Barriers

Practical Tips

Sulit memahami informasi abstrak
Informasi yang diberikan bersifat konkrit

Mudah lupa
        Pengulangan informasi
        Pembiasaan melakukan prosedur mengatasi bahaya

Kewaspadaan terhadap bahaya rendah

Membutuhkan bantuan orang dewasa ”sebagai alarm” bahaya

Tidak memiliki inisiatif

Membutuhkan orang untuk memandu anak jika terjadi bencana

Rentang perhatian terbatas

Menyampaikan materi secara bertahap.
Fokuskan perhatian anak sebelum menyampaikan materi


Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:

Setting :

Peer tutor :
        Beri penjelasan kepada teman sebangku mengenai tugas dan perannya sebagai peer tutor. Akhiri dengan refleksi (apa yang kamu rasakan saat membantu teman?)
        Tempatkan anak di tempat yang mudah dijangkau oleh guru. Bila anak menghendaki duduk di belakang, guru perlu sering berkeliling kelas

Strategi pembelajaran :

        Berikan instruksi selangkah demi selangkah
        Pengulangan dan umpan balik:
Gunakan keterampilan pengetesan sehari-hari,praktek yang berulang-ulang, dan umpan balik harian
        Kurangi kesulitan:
Tugas yang berurutan dari mudah ke sulit dan hanya memberikan petunjuk yang diperlukan.
        Jelaskan dengan benda nyata, apabila tidak memungkinkan hadirkan gambar maupun tayangan CD
        Bertanya langsung ke anak untuk memastikan pemahaman dan memfokuskan perhatian.
        Sampaikan dari hal termudah kemudian beranjak ke hal yang sulit (dikaitkan dengan peristiwa sehari-hari, pengalaman anak)
        Instruksi kelompok: Instruksi terjadi dalam kelompok kecil anak dan mungkin didampingi oleh guru.
        Tingkatkan keterlibatan guru dan teman sebaya: Gunakan pekerjaan rumah, orangtua atau orang lain untuk membantu dalam pembelajaran.

Alternatif evaluasi :

        Jumlah soal dikurangi,
        Beri jeda waktu untuk menyelesaikan tugas
        Tingkat kesulitan soal disesuaikan dengan kemampuan anak


b. Gangguan motorik dan mobilitas
1. Tunadaksa

Learning barriers

Practical Tips

Keterbatasan gerak

        Atur ruangan agar anak bebas gerak
        Lingkungan sekolah yang aksesibel untuk mobilitas anak.
        Sediakan barang yang diperlukan dalam jangkauan anak

Pada anak tunadaksa yang juga mengalami gangguan mental
Lihat pada NO 1







Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:

Setting

        Atur jarak antar meja dan furniture agar bisa dilewati kursi roda
        Anak akan lebih diuntungkan dalam hal mobilitas jika ia didudukkan di depan
        Simpan barang pada rak yang tidak terlalu tinggi sehingga mudah diraih anak (idealnya sejajar dengan mata anak)
        Rute bebas hambatan antar tempat. Misal dari kelas menuju ke lapangan, dari pintu gerbang ke kelas dapat dilampaui kursi roda, saluran air ditutup, dsb


Strategi pembelajaran


        Bila tidak dijumpai hambatan kognitif sama seperti anak lain. Bila dijumpai hambatan kognitif , lihat penjelasan untuk anak dengan hambatan intelektual

Alternatif evaluasi


2.   Tunanetra
Tampilan fisik mata

        Mata merah dan sering mengeluarkan air mata.
        Mata tampak keruh
        Satu atau kedua pupil (lingkaran hitam pada mata) berwarna abu-abu atau putih
        Gerak mata tidak beraturan atau salah satu mata tidak mengarah ke obyek yang dilihat.

Perilaku

        Mata dipicingkan ketika melihat sesuatu.

        Melihat gambar, membaca buku dengan cara di dekatkan ke wajah.
        Di sekolah, anak tidak mampu membaca huruf di papan. Tidak mampu membaca huruf kecil di buku.
        Saat membaca melompat huruf, kata maupun paragraf.
        Menabrak-nabrak ketika bergerak
        Tidak mampu melihat benda dekat atau yang jauh

Keluhan
        Kesulitan melihat di sore dan malam hari.
        Pusing saat membaca


Learning Barriers

Practical Tips

Keterbatasan Penglihatan

Informasi yang diberikan dalam bentuk auditif, kinestetik dan taktil, misal: melalui kaset, miniatur, simulasi dan gambar/tulisan besar bagi low vision
Membutuhkan suara tanda bahaya (alarm)
Rute evakuasi harus diperkenalkan dan disimulasi dengan berkala
Rute bebas hambatan antar tempat. Misal dari kelas menuju ke lapangan, saluran air ditutup, dsb


Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:

Setting

        Anak akan lebih diuntungkan dalam hal mobilitas jika ia didudukkan di depan, tapi tidak didekat pintu atau jendela untuk menghindari silau.
        Pintu harus dalam keadaaan terbuka penuh atau tertutup rapat

        Bantu anak untuk orentasi medan (mengetahui letak lemari, pintu, segala macam benda di kelas). Beritahu apabila ada perubahan tata letak.
        Pemberian landmark (huruf braille di setiap dinding ruangan yang dapat diraba anak, pemasangan guideblock untuk membantu mobilitas)

Strategi pembelajaran

        Ucapkan kata pada saat masuk maupun keluar dari kelas atau ruangan.
        Panggil anak dengan namanya.
        Pergunakan kata-kata keterangan misal : maju, mundur, kanan, kiri ketika menjelaskan arah. Usahakan tidak menggunakan kata: ini, itu, disana, disini dll. Ajarkan pula ke teman yang lain saat berkomunikasi dengan anak.
        Deskripsikan secara detail tentang hal-hal yang bersifat visual,
        Tuliskan pada papan tulis dengan menggunakan huruf besar. Juga ajarkan anak lain untuk menulis seperti itu. Baca instruksinya; jangan menganggap bahwa setiap anak dapat membaca dari papan tulis.
        Tidak perlu berkata keras-keras pada anak
        Pergunakan media auditori (rekaman) untuk penyampaian materi
        Biarkan anak meraba media pengajaran jika mereka tidak bias melihat

Alternatif evaluasi

        Perlu pendamping untuk membacakan dan menuliskan jawaban bagi anak yang belum menguasai braille
        Evaluasi lisan



c. Berhubungan dengan kemampuan emosi dan perilaku

Learning Barriers

Practical Tips

Do

Rentang perhatian terbatas

Fokuskan perhatian anak sebelum pemberian materi
        Panggil nama anak sebelum menjelaskan materi
        Memberikan jeda waktu pada setiap tahapan materi
        Menentukan peer tutor untuk mengingatkan perilaku yang sesuai
        Tempatkan anak di ruangan lain saat tes/ujian untuk mengurangi rangsang luar yang tidak perlu
        Tempel instruksi tertulis di meja anak
        Kurangi aktivitas mendengar dan mencatat pada PBM di kelas


Penyampaian materi dilakukan bertahap

Pemberian panduan yang jelas dalam berbagai aktivitas belajar, misal: mengerjakan tugas


Kontrol perilaku rendah

Membutuhkan bantuan teman untuk mengarahkan perilaku


Aktivitas motorik berlebih dan sulit diam

Metode pembelajaran bervariasi

Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:

Setting

        -

Strategi pembelajaran

        Panggil nama anak sebelum menjelaskan materi
        Memberikan jeda waktu pada setiap tahapan materi
        Menentukan peer tutor untuk mengingatkan perilaku yang sesuai
        Tempatkan anak di ruangan lain saat tes/ujian untuk mengurangi rangsang luar yang tidak perlu
        Tempel instruksi tertulis di meja anak
        Kurangi aktivitas mendengar dan mencatat pada proses belajar mengajar di kelas

Alternatif evaluasi

        Pemberikan jeda waktu saat mengerjakan tugas


Tunalaras

Learning Barriers

Practical Tips

Do

Berperilaku semaunya sendiri

Mengadakan kontrak belajar di awal pembelajaran

Menerapkan kontrak secara ketat
        Memberikan pilihan tanggungjawab dalam proses belajar mengajar
        Guru bersama anak menyepakati sangsi apabila anak melakukan hal-hal merugikan orang lain.
        Guru menerapkan sanksi setiap anak melanggar kesepakatan



Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:

Setting

        -
Strategi pembelajaran

        Memberikan pilihan tanggungjawab dalam proses belajar mengajar
        Guru bersama anak menyepakati sangsi apabila anak melakukan hal-hal merugikan orang lain.
        Guru menerapkan sanksi setiap anak melanggar kesepakatan
Alternatif evaluasi

        -



d. Berhubungan dengan kemampuan bahasa dan komunikasi
1.      Tunarunguwicara
Learning Barriers

Practical Tips

Do

Keterbatasan Pendengaran,

        Informasi yang diberikan dalam bentuk visual, kinestetik dan taktil, misal: melalui video/film, gambar, simulasi dan demonstrasi.
        Membutuhkan tanda bahaya visual (lampu sirine)
        Jelaskan prosedur penyelamatan dengan jelas dengan bahasa yang sederhana.

        Posisikan anak di depan supaya dapat mendengar maupun melihat gerak bibir guru lebih jelas.
        Pastikan guru dan teman-temannya berbicara dengan jelas. Tetapi tidak berteriak karena dapat menyebabkan kata terucap tidak jelas.
        Minta anak mengulang pertanyaan untuk memastikan pemahamannya.
        Minta teman sebangku anak untuk mengulang apabila diperlukan.
        Pastikan wajah terarah ke anak saat berbicara dengannya. Beritahukan kepada teman-temannya juga untuk melakukan hal sama saat berbicara dengan anak dengan gangguan penglihatan.



Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:

Setting

        Posisikan anak di depan supaya dapat mendengar maupun melihat gerak bibir guru lebih jelas

Strategi pembelajaran

        Pastikan guru dan teman-temannya berbicara dengan jelas. Tetapi tidak berteriak karena dapat menyebabkan kata terucap tidak jelas.
        Minta anak mengulang pertanyaan untuk memastikan pemahamannya.
        Minta teman sebangku anak untuk mengulang apa yang disampaikan guru apabila diperlukan.
        Pastikan wajah terarah ke anak saat berbicara dengannya.
        Beritahukan kepada teman-temannya juga untuk melakukan hal sama saat berbicara dengan anak dengan gangguan penglihatan.
        Pergunakan kata-kata sederhana
        Gunakan gerakan dan ekspresi sesering serta media visual
        Jika menggunakan alat bantu dengar, hati-hati karena alat itu biasanya memperkeras semua bunyi termasuk suara latar

Alternatif evaluasi
        Evaluasi tertulis, performance


2.      Autis
Learning Barriers

Practical Tips

Do

Keterbatasan bahasa

Informasi yang diberikan dalam bentuk visual, kinestetik dan taktil, misal: melalui video/film, gambar, simulasi dan demonstrasi.

Pastikan kontak mata dengan anak saat berbicara dengannya. Beritahukan kepada temantemannya juga untuk melakukan hal sama saat berbicara dengan temannya

Kewaspadaan terhadap bahaya rendah

Membutuhkan bantuan orang dewasa ”sebagai alarm” bahaya
Jelaskan prosedur penyelamatan dengan jelas dengan bahasa yang sederhana









Variasi penataan tempat duduk

Setting tempat duduk

Keterangan











 





Klasikal (Kelas Besar)

Metode ini sesuai untuk kegiatan kelas berupa curah ide, membahas event menarik, membahas masalah sosial, pengetahuan alam, menonton film, maupun bermain bersama. Namun, metode ini kurang sesuai untuk mengajarkan kemampuan khusus karena guru akan kesulitan merespon perbedaan penyerapan materi pada anak.








Kelompok Kecil

Partisipasi siswa tergantung dari besarnya kelompok dan kedekatan posisi dengan guru.
SISWA dapat aktif berpartisipasi dalam kelompok antara 3 – 5 siswa. Siswa dikelompokkan berdasarkan minat dalam pelajaran tertentu. Misal : membaca bacaan tentang beberapa pahlawan. Untuk anak SLD dapat dibuat semi ingkaran dengan dibimbing guru dan belajar tentang materi khusus. Metode ini mengakomodasi kecepatan belajar siswa sehingga pertukaran kelompok dengan tugas yang berbeda dapat terjadi













Satu lawan satu (tutorial teaching)

Pembelajaran berlangsung intensif dan sangat membantu anak SLD mempelajari hal baru. Metode ini dapat dipergunakan secara spontan untuk mencegah anak frustasi. Ketika anak mengalami kesulitan saat kerja kelompok, maka guru dapat menggunakan metode ini saat maupun sebelum kerja kelompok. Metode ini sebaiknya tidak lama, 5 - 7 menit dirasa cukup untuk memahamkan konsep, memberi umpan balik, memahami instruksi dan termotivasi untuk melanjutkan pekerjaan. Hal ini bisa dilakukan setiap hari.





0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net