Memilih strategi belajar yang tepat bagi ABK harus memperhatikan
1. Karakteristik siswa
a. Pembelajaran berdasar modalitas siswa (SAVI / teori Gordon & Jeannette,
b. Multiple Intelligences/ teori HowardGardner,
c. Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka/ teori Quantum Teaching,
d. modalitas belajar tipe Visual, Auditorial, dan kinestetik / teori quantum learning,
e. AMBAK yakni Apa Manfaatnya Bagiku/ teori Quantum Teaching dan TANDUR, yakni Tumbuhkan : minat, Alami : ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar, Namai : sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”., Demonstrasikan : sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”. Ulangi : tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi, dan Rayakan : pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan
f. Energi antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat
g. Massa semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik
h. Prinsip-prinsip dalam Quantum Teaching:
Segalanya berbicara : pikiran, perasaan, pengetahuan, sikap dan keyakinan sebelumnya, persepsi masa mendatang, kemampuan, bakat potensi fisik, psikis, dan emosi.
i. Anda Belajar Melalui:
Apa yang anda lihat
Apa yang anda dengar
Apa yang anda kecap
Apa yang anda baui
Apa yang anda sentuh
Apa yang anda lakukan
Apa yang anda bayangkan
Apa yang anda intuisikan
Apa yang anda rasakan
2. tujuan belajar,
3. bahan belajar : materi yang disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat didengar, melalui tulisan atau melalui gambar, buku atau program computer, contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, gambar dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar, pengalaman belajar yang membuat siswa melakukan refleksi penghayatan, mengungkapkan dan mengevaluasi apa yang dipelajari.
CONTOH
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN ABK
a. Berhubungan dengan kemampuan mental
Learning
Barriers
|
Practical
Tips
|
Sulit
memahami informasi abstrak
|
Informasi
yang diberikan bersifat konkrit
|
Mudah
lupa
|
Pengulangan informasi
Pembiasaan melakukan prosedur
mengatasi bahaya
|
Kewaspadaan
terhadap bahaya rendah
|
Membutuhkan
bantuan orang dewasa ”sebagai alarm” bahaya
|
Tidak
memiliki inisiatif
|
Membutuhkan
orang untuk memandu anak jika terjadi bencana
|
Rentang
perhatian terbatas
|
Menyampaikan
materi secara bertahap.
Fokuskan
perhatian anak sebelum menyampaikan materi
|
Strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:
Setting
:
|
Peer
tutor :
Beri penjelasan kepada teman
sebangku mengenai tugas dan perannya sebagai peer tutor. Akhiri dengan
refleksi (apa yang kamu rasakan saat membantu teman?)
Tempatkan anak di tempat yang
mudah dijangkau oleh guru. Bila anak menghendaki duduk di belakang, guru
perlu sering berkeliling kelas
|
Strategi pembelajaran :
|
Berikan instruksi selangkah demi
selangkah
Pengulangan dan umpan balik:
Gunakan keterampilan pengetesan
sehari-hari,praktek yang berulang-ulang, dan umpan balik harian
Kurangi kesulitan:
Tugas yang berurutan dari mudah ke
sulit dan hanya memberikan petunjuk yang diperlukan.
Jelaskan dengan benda nyata,
apabila tidak memungkinkan hadirkan gambar maupun tayangan CD
Bertanya langsung ke anak untuk
memastikan pemahaman dan memfokuskan perhatian.
Sampaikan dari hal termudah
kemudian beranjak ke hal yang sulit (dikaitkan dengan peristiwa sehari-hari,
pengalaman anak)
Instruksi kelompok: Instruksi
terjadi dalam kelompok kecil anak dan mungkin didampingi oleh guru.
Tingkatkan keterlibatan guru dan
teman sebaya: Gunakan pekerjaan rumah, orangtua atau orang lain untuk
membantu dalam pembelajaran.
|
Alternatif evaluasi :
|
Jumlah
soal dikurangi,
Beri
jeda waktu untuk menyelesaikan tugas
Tingkat
kesulitan soal disesuaikan dengan kemampuan anak
|
b. Gangguan motorik dan mobilitas
1. Tunadaksa
Learning barriers
|
Practical
Tips
|
Keterbatasan gerak
|
Atur
ruangan agar anak bebas gerak
Lingkungan
sekolah yang aksesibel untuk mobilitas anak.
Sediakan
barang yang diperlukan dalam jangkauan anak
|
Pada
anak tunadaksa yang juga mengalami gangguan mental
|
Lihat pada NO 1
|
Strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan antara lain:
Setting
|
Atur jarak antar meja dan
furniture agar bisa dilewati kursi roda
Anak akan lebih diuntungkan dalam
hal mobilitas jika ia didudukkan di depan
Simpan barang pada rak yang tidak
terlalu tinggi sehingga mudah diraih anak (idealnya sejajar dengan mata anak)
Rute bebas hambatan antar tempat.
Misal dari kelas menuju ke lapangan, dari pintu gerbang ke kelas dapat
dilampaui kursi roda, saluran air ditutup, dsb
|
Strategi
pembelajaran
|
Bila tidak dijumpai hambatan
kognitif sama seperti anak lain. Bila dijumpai hambatan kognitif , lihat
penjelasan untuk anak dengan hambatan intelektual
|
Alternatif
evaluasi
|
2.
Tunanetra
Tampilan fisik mata
|
Mata
merah dan sering mengeluarkan air mata.
Mata
tampak keruh
Satu
atau kedua pupil (lingkaran hitam pada mata) berwarna abu-abu atau putih
Gerak
mata tidak beraturan atau salah satu mata tidak mengarah ke obyek yang
dilihat.
|
Perilaku
|
Mata dipicingkan ketika melihat
sesuatu.
Melihat gambar, membaca buku
dengan cara di dekatkan ke wajah.
Di sekolah, anak tidak mampu
membaca huruf di papan. Tidak mampu membaca huruf kecil di buku.
Saat membaca melompat huruf, kata
maupun paragraf.
Menabrak-nabrak ketika bergerak
Tidak mampu melihat benda dekat
atau yang jauh
|
Keluhan
|
Kesulitan
melihat di sore dan malam hari.
Pusing
saat membaca
|
Learning
Barriers
|
Practical
Tips
|
Keterbatasan Penglihatan
|
Informasi
yang diberikan dalam bentuk auditif, kinestetik dan taktil, misal: melalui
kaset, miniatur, simulasi dan gambar/tulisan besar bagi low vision
|
Membutuhkan suara tanda bahaya
(alarm)
|
|
Rute
evakuasi harus diperkenalkan dan disimulasi dengan berkala
|
|
Rute bebas hambatan antar tempat.
Misal dari kelas menuju ke lapangan, saluran air ditutup, dsb
|
Strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan antara lain:
Setting
|
Anak akan lebih diuntungkan dalam
hal mobilitas jika ia didudukkan di depan, tapi tidak didekat pintu atau
jendela untuk menghindari silau.
Pintu harus dalam keadaaan terbuka
penuh atau tertutup rapat
Bantu anak untuk orentasi medan
(mengetahui letak lemari, pintu, segala macam benda di kelas). Beritahu
apabila ada perubahan tata letak.
Pemberian landmark (huruf braille
di setiap dinding ruangan yang dapat diraba anak, pemasangan guideblock untuk
membantu mobilitas)
|
Strategi pembelajaran
|
Ucapkan kata pada saat masuk
maupun keluar dari kelas atau ruangan.
Panggil anak dengan namanya.
Pergunakan kata-kata keterangan
misal : maju, mundur, kanan, kiri ketika menjelaskan arah. Usahakan tidak menggunakan
kata: ini, itu, disana, disini dll. Ajarkan pula ke teman yang lain saat
berkomunikasi dengan anak.
Deskripsikan secara detail tentang
hal-hal yang bersifat visual,
Tuliskan pada papan tulis dengan
menggunakan huruf besar. Juga ajarkan anak lain untuk menulis seperti itu.
Baca instruksinya; jangan menganggap bahwa setiap anak dapat membaca dari
papan tulis.
Tidak perlu berkata keras-keras
pada anak
Pergunakan media auditori
(rekaman) untuk penyampaian materi
Biarkan anak meraba media
pengajaran jika mereka tidak bias melihat
|
Alternatif evaluasi
|
Perlu pendamping untuk membacakan
dan menuliskan jawaban bagi anak yang belum menguasai braille
Evaluasi lisan
|
c. Berhubungan dengan kemampuan
emosi dan perilaku
Learning
Barriers
|
Practical
Tips
|
Do
|
Rentang perhatian terbatas
|
Fokuskan
perhatian anak sebelum pemberian materi
|
Panggil nama anak sebelum
menjelaskan materi
Memberikan jeda waktu pada setiap
tahapan materi
Menentukan peer tutor untuk
mengingatkan perilaku yang sesuai
Tempatkan
anak di ruangan lain saat tes/ujian untuk mengurangi rangsang luar yang tidak
perlu
Tempel instruksi tertulis di meja
anak
Kurangi aktivitas mendengar dan
mencatat pada PBM di kelas
|
Penyampaian
materi dilakukan bertahap
|
||
Pemberian
panduan yang jelas dalam berbagai aktivitas belajar, misal: mengerjakan tugas
|
||
Kontrol perilaku rendah
|
Membutuhkan
bantuan teman untuk mengarahkan perilaku
|
|
Aktivitas motorik berlebih dan
sulit diam
|
Metode
pembelajaran bervariasi
|
Strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan antara lain:
Setting
|
-
|
Strategi pembelajaran
|
Panggil nama anak sebelum
menjelaskan materi
Memberikan jeda waktu pada setiap
tahapan materi
Menentukan peer tutor untuk
mengingatkan perilaku yang sesuai
Tempatkan anak di ruangan lain
saat tes/ujian untuk mengurangi rangsang luar yang tidak perlu
Tempel instruksi tertulis di meja
anak
Kurangi aktivitas mendengar dan
mencatat pada proses belajar mengajar di kelas
|
Alternatif evaluasi
|
Pemberikan jeda waktu saat
mengerjakan tugas
|
Tunalaras
Learning
Barriers
|
Practical
Tips
|
Do
|
Berperilaku semaunya sendiri
|
Mengadakan
kontrak belajar di awal pembelajaran
Menerapkan
kontrak secara ketat
|
Memberikan pilihan tanggungjawab
dalam proses belajar mengajar
Guru bersama anak menyepakati
sangsi apabila anak melakukan hal-hal merugikan orang lain.
Guru menerapkan sanksi setiap anak
melanggar kesepakatan
|
Strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan antara lain:
Setting
|
-
|
Strategi pembelajaran
|
Memberikan pilihan tanggungjawab
dalam proses belajar mengajar
Guru bersama anak menyepakati
sangsi apabila anak melakukan hal-hal merugikan orang lain.
Guru menerapkan sanksi setiap anak
melanggar kesepakatan
|
Alternatif evaluasi
|
-
|
d. Berhubungan dengan kemampuan
bahasa dan komunikasi
1. Tunarunguwicara
Learning
Barriers
|
Practical
Tips
|
Do
|
Keterbatasan
Pendengaran,
|
Informasi yang diberikan dalam
bentuk visual, kinestetik dan taktil, misal: melalui video/film, gambar,
simulasi dan demonstrasi.
Membutuhkan tanda bahaya visual
(lampu sirine)
Jelaskan prosedur penyelamatan
dengan jelas dengan bahasa yang sederhana.
|
Posisikan anak di depan supaya
dapat mendengar maupun melihat gerak bibir guru lebih jelas.
Pastikan guru dan teman-temannya
berbicara dengan jelas. Tetapi tidak berteriak karena dapat menyebabkan kata
terucap tidak jelas.
Minta anak mengulang pertanyaan
untuk memastikan pemahamannya.
Minta teman sebangku anak untuk
mengulang apabila diperlukan.
Pastikan wajah terarah ke anak
saat berbicara dengannya. Beritahukan kepada teman-temannya juga untuk
melakukan hal sama saat berbicara dengan anak dengan gangguan penglihatan.
|
Strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan antara lain:
Setting
|
Posisikan anak di depan supaya
dapat mendengar maupun melihat gerak bibir guru lebih jelas
|
Strategi pembelajaran
|
Pastikan guru dan teman-temannya
berbicara dengan jelas. Tetapi tidak berteriak karena dapat menyebabkan kata
terucap tidak jelas.
Minta anak mengulang pertanyaan
untuk memastikan pemahamannya.
Minta teman sebangku anak untuk
mengulang apa yang disampaikan guru apabila diperlukan.
Pastikan wajah terarah ke anak
saat berbicara dengannya.
Beritahukan kepada teman-temannya
juga untuk melakukan hal sama saat berbicara dengan anak dengan gangguan
penglihatan.
Pergunakan kata-kata sederhana
Gunakan gerakan dan ekspresi
sesering serta media visual
Jika menggunakan alat bantu
dengar, hati-hati karena alat itu biasanya memperkeras semua bunyi termasuk
suara latar
|
Alternatif
evaluasi
|
Evaluasi tertulis, performance
|
2. Autis
Learning
Barriers
|
Practical
Tips
|
Do
|
Keterbatasan
bahasa
|
Informasi
yang diberikan dalam bentuk visual, kinestetik dan taktil, misal: melalui
video/film, gambar, simulasi dan demonstrasi.
|
Pastikan
kontak mata dengan anak saat berbicara dengannya. Beritahukan kepada
temantemannya juga untuk melakukan hal sama saat berbicara dengan temannya
|
Kewaspadaan
terhadap bahaya rendah
|
Membutuhkan
bantuan orang dewasa ”sebagai alarm” bahaya
|
|
Jelaskan
prosedur penyelamatan dengan jelas dengan bahasa yang sederhana
|
Variasi penataan tempat duduk
Setting
tempat duduk
|
Keterangan
|
|
Klasikal (Kelas Besar)
Metode
ini sesuai untuk kegiatan kelas berupa curah ide, membahas event menarik,
membahas masalah sosial, pengetahuan alam, menonton film, maupun bermain
bersama. Namun, metode ini kurang sesuai untuk mengajarkan kemampuan khusus
karena guru akan kesulitan merespon perbedaan penyerapan materi pada anak.
|
|
Kelompok Kecil
Partisipasi
siswa tergantung dari besarnya kelompok dan kedekatan posisi dengan guru.
SISWA
dapat aktif berpartisipasi dalam kelompok antara 3 – 5 siswa. Siswa
dikelompokkan berdasarkan minat dalam pelajaran tertentu. Misal : membaca
bacaan tentang beberapa pahlawan. Untuk anak SLD dapat dibuat semi ingkaran
dengan dibimbing guru dan belajar tentang materi khusus. Metode ini
mengakomodasi kecepatan belajar siswa sehingga pertukaran kelompok dengan
tugas yang berbeda dapat terjadi
|
|
Satu lawan satu (tutorial
teaching)
Pembelajaran
berlangsung intensif dan sangat membantu anak SLD mempelajari hal baru.
Metode ini dapat dipergunakan secara spontan untuk mencegah anak frustasi.
Ketika anak mengalami kesulitan saat kerja kelompok, maka guru dapat
menggunakan metode ini saat maupun sebelum kerja kelompok. Metode ini
sebaiknya tidak lama, 5 - 7 menit dirasa cukup untuk memahamkan konsep,
memberi umpan balik, memahami instruksi dan termotivasi untuk melanjutkan
pekerjaan. Hal ini bisa dilakukan setiap hari.
|
0 komentar:
Posting Komentar