Selasa, 30 Agustus 2016

Penguatan Berupa Makanan

Penguat Berupa Makanan-  Seorang anak yang  dalam perilaku yang sesuai dapat menerima barang-barang konsumsi. Jenis yang sering digunakan dari penguat yang bisa dimakan termasuk permen, buah, jus, susu, dan makanan ringan. Penguat makanan mudah digunakan secara luas untuk anak-anak yang mengalami cacat dan terus menunjukkan kurang tanggapnya reinforcers alami seperti perhatian, persetujuan, bermain bebas, dll. Dan penguat berupa makanan sangat efektif dalam mengembangkan bahasa, self-help, dan keterampilan sosial anak-anak autis (Lovaas et al 1973). Misalnya, (Gibson & Brown, 1976). Penguat itu secara optimal digunakan ketika:
a.    Anak lapar atau tidak menyelesaikan makan
b.    Anak telah menunjukkan preferensi yang pasti untuk makan dan/atau minum
c.    Penguat diberikan dalam jumlah kecil
d.    Mereka diberikan dengan penguatan sosial pada waktu yang sama
e.    Penguat dapat dikonsumsi dengan cepat oleh anak dan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk makan
Harus diakui bahwa edibles merupakan sarana dasar motivasi, dan, pada kenyataannya, harus digunakan hanya ketika tidak ada konsekuensi lain yang sukses. Jika reinforcers makanan digunakan terlalu lama, anak mungkin menjadi tergantung pada makanan untuk setiap tugas. Keterbatasan lain mungkin melibatkan anak-anak yang tidak menerima edibles menjadi marah dan mengganggu. Ketika sistem penguatan dikembangkan secara tepat namun ini biasanya bukan pertimbangan utama (Christy, 1975).

Langkah Aktivitas Reinforcers
Kegiatan reinforcers dapat digunakan dengan siswa yang muncul tidak responsif untuk semua jenis acara. Sebagai contoh, perhatikan ilustrasi berikut. Sebuah remaja cacat mental, sebut saja Gary, sebagian besar hidupnya berada di rumah dan di sekolah. Bagaimanapun dia sekarang dilatih untuk belajar keterampilan kejuruan dan menjadi siap untuk program studi kerja. Sayangnya, Gary akan menjadi sangat keras kepala ketika tuntutan ditempatkan kepadanya dan menolak untuk bekerja untuk waktu yang cukup lama. Banyak hal yang dicoba sebagai reinforcers, dan meskipun Gary akan menerima hal tersebut, tidak berpengaruh signifikan terhadap perilakunya. Observasi cermat yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dia akan menghabiskan waktu yang lama duduk di kursi beanbag. Itu adalah hipotesis bahwa ini adalah peristiwa yang memperkuat. Gary diizinkan untuk duduk di kursi selama 5 menit kontingen awalnya pada 15 menit pada pekerjaan tugas. Meskipun rentang waktu ini secara bertahap diperluas, “duduk” aktivitas dalam kasus ini terbukti efektif dalam memperkuat perilaku kerja. Ini adalah ilustrasi juga bagaimana Prinsip Premack diterapkan di kelasini.

Sumber:
Addison, R., &Homme, L. The reinforcing event (RE) menu.National Society for Programmed Instruction Journal, 1966, 5, 8-9. Axelrod. S. Behavior modification for tlie classroom teacher. New York: McGraw-Hil!. 1977.
Ay!!on, T., &Azrin, N. Reinforcer sampling: A technique for increasing the behavior of mental patients. Journal of Applied Behavior Analysis, 1968./, 13-20.



0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net